Struktur Produksi, Distribusi Pendapatan, dan Kemiskinan Bab 7
Nama
: Bram Kutut
Npm
: 20208256
Kelas
: 1EB06
Mata
kuliah : Perekonomian Indonesia
Tugas
Perekonomian Indonesia Bab 7.
Struktur
Produksi, Distribusi Pendapatan, dan Kemiskinan
A.
Pendapatan Nasional
Salah satu indikator terpenting
dalam perekonomian suatu negara yaitu Pendapatan
Nasional. Pendapatan Nasional yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh
seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan
faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.
Pendekatan Nasional sering
dipergunakan sebagai indikator ekonomi dalam hal :
1. Menentukan laju tingkat
pertumbuhan perekonomian suatu Negara
2. Mengukur keberhasilan suatu
Negara dalam mencapai tujuan pembangunan ekonominya
3. Membandingkan tingkat
kesejahteraan masyarakat suatu Negara dengan Negara lainnya.
Konsep Perhitungan :
Berikut adalah beberapa konsep
pendapatan nasional.
- Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan
jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di
dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam
perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang
bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum
diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggap bersifat bruto/kotor.
- Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB
meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk
suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak
termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara
tersebut.
- Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP
dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan
produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga
mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif
kecil.
- Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah
pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik
faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang
dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada
pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
- Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan
juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment). Transfer payment
adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun
ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh
pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas
pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah
pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan
(pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa
tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun
(iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan
maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi
bekerja).
- Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan
yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan
selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan
pajak langsung. Pajak langsung (direct
tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Perhitungan Pendapatan Nasional.
Pendapatan Nasional dapat dihitung
dengan tiga pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan
(upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu
negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi
yang diberikan kepada perusahaan.
Y = r + w
+ i + p
2. Pendekatan Produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk
yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif,
jasa, dan niaga
selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini
adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau
barang setengah jadi).
Y = [(Q1 x
P1) + (Q2 x P2) + (Qn x Pn) ......]
3. Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara
selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan
dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi
negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption),
pemerintah (Government),
pengeluaran investasi (Investment),
dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor.
Y = C + I
+ G + (X-M)
Pendapatan
Nasioanal per kapita
Pendapatan per kapita (per capita
income) adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode
tertentu, yang biasanya satu tahun. Biasanya digunakan sebagai salah satu
indikator akhir dalam melihat kemajuan pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Pendapatan per kapita ini diperoleh dengan membagi pendapatan nasioanal (GNP
atau GDP) dengan jumlah penduduk di suatu negara (Indonesia).
B.
Kemiskinan
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan
dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah
orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dus
masalah besar di banyak negara berkembang, tidak terkecuali Indanesia.
Akan tetapi, sejarah menunjukkan
bahwa setelah 10 tahun berlalu pada tahun 1969, ternyata efek yang dimaksud itu
mungkin tidak tepat untuk dikatakan sama sekali tidak ada, tetapi proses
mengalir ke bawahnya sangat lambat. Akhirnya, sebagai akibat dari stategi
tersebut, pada dekade 1980-an hingga pertengahan dekade 1990-an, sebelum krisis
ekonomi, Indonesia memang menikmati laju pertumbuhan ekonomi atau produk
domestik bruto yang relatif tinggi, tetapi tingkat kesenjangan juga semakin
besar dan jumlah orang miskin tetap banyak.
Sebenarnya, menjelang akhir dekade
1970-an pemerintah sudah mulai menyadari keadan tersebut yang menunjukan
buruknya kualitas pembangunan yang telah dilakukan hingga saat itu. Oleh karena
itu, strategi pembangunan mulai diubah, tidak hanya pertumbuhan tetapi juga
kesejahteraan masyarakat, juga menjadi sasaran utama dari pembangunan.
Perhatian mulai diberikan pada usaha–usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, misalnya dengan mengembangkan industri–industri yang padat karya
dan sektor pertanian. Banyak program yang dilakukan oleh pemerintah yang
bertujuan untuk mengurangi (kalau tidak bisa menghilangkan) jumlah orang miskin
dan perbedaan pendapatan antara kelompok miskin dan kelompok kaya di tanah air,
misalnya inpres desa tertinggal (IDT), pengembangan industri kecil dan rumah
tangga, khususnya di daerah pedesaan, transmigrasi, dan
masih banyak lagi.
masih banyak lagi.
Krisis ini yang akhirnya menciptakan
suatu resesi ekonomi yang besar dengan sendirinya memperbesar tinggat
kemiskinan dan gap dalam distribusi pendapatan di tanah air, bahkan menjadi
jauh lebih parah dengan kondisi pada dekade 1980-an.
Ukuran
Kemiskinan
Ada dua macam ukuran kemiskinan yang
umum dan dikenal antara lain :
1.
Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada umumnya
selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas
pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar (basic need).
Kemiskinan dapat digolongkan dua
bagian yaitu :
a. Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
a. Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2.
Kemiskinan Relatif
Menurut Kincaid (1975) semakin besar
ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah
penduduk yang selalu miskin.
Sehingga Bank Dunia (World Bank)
membagi aspek tersebut dalam tiga bagian antara lain :
1. Jika 40% jumlah penduduk
berpendapat rendah menerima kurang dari 12% pendapatan nasionalnya maka
pembagian pembangunan sangat timpang.
2. Apabila 40% lapisan penduduk
berpendapatan rendah menikmati antara 12-17% pendapatan nasional dianggap
sedang
3. Jika 40% dari penduduk
berpendapatan menengahmenikmati lebih dari 17% pendapatan nasioanal maka
dianggap rendah.
Strategi
/ Kebijakan Dalam Mengurangi Kemiskinan
- Pembangunan Sektor Petanian
Sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam pembangunan karena sector tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan masayrakat di pedesaan berarti akan mengurangi jumlah masyarakat miskin. Terutama sekali teknologi disektor pertanian dan infrastruktur. - Pembangunan Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan investasi insani yang memerlukan biaya yang cukup besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyrakat secara umum, maka dari itu peningkatan lembaga pendidikan, kesehatan dan gizi merupakan langka yang baik untuk diterapkan oleh pemerintah. - Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat
Mengingat LSM memiliki fleksibilitas yang baik dilingkungan masyarakat sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam menerapkan rancangan dan program pengentasan kemiskinan.
SUMBER:
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda